Untuk tempat
wisata di sini saya contohkan adalah Candi
Prambanan, karena saya pernah guiding di sana. Agar lebih singkat maka
ada baiknya conversation yang ditulis di sini langsung dilaksanakan di lokasi
obyek wisatanya. Dalam setiap percakapan hendaknya jangan dihafalkan kata per
kata atau per kalimat, tapi harus difahami maksudnya, karena kita tidak harus terpancang untuk menggunakan kalimat
tersebut, tapi kita juga bisa mengungkapkannya dengan kalimat
yang lain.
Keluarga yang
kemarin sudah diceritakan pada posting sebelumnya, melakukan tour ke Candi
Prambanan. Setelah mengantri untuk membeli tiket, keluarga tersebut segera
memasuki kawasan tempat wisata. Nah, bagaimana percakapannya ? mari kita lihat
di TKP.
Guida : “allora,
arriviamo al tempio !”
Guide
: “baiklah guys, kita telah sampai di candi !”
Carlo : “mamma
mia, sono molto grande.”
Carlo
: “woow, mereka (candinya) besar sekali.”
Gulia : “si,
ho detto a te ieri. Ho gia venuto qui.”
Julia
: “ya, aku sudah bilang padamu kemarin. Aku sudah pernah datang ke sini.”
Guida : “adesso
vediamo il complesso templare di Prambanan. Prambanan stesso è presso dalla
parola Para e Brahmana. Para vuole dire molto, poi Brahmana vuole dire il
sacerdote. Possiamo trovare molti sacerdoti qui. Erano qui per pregare al Dio e
fare la cerimonia.”
Guide
: “yang sekarang kita lihat adalah kompleks Candi Prambanan. Prambanan itu
sendiri diambil dari kata Para dan Brahmana. Para artinya banyak, kemudian
Brahmana artinya Brahmana. Kita bisa melihat banyak Brahmana di sini. Mereka
dulu di sini untuk bersembahyang dan melakukan seremoni.”
Antonio : “è
ancora usato per pregare ?”
Antonio
: “ini masih dipakai buat sembahyang ?”
Guida : “si,
pero solo poco, raro.”
Guide
: “ya, tapi hanya sedikit orang, jarang.”
Roberta : “quando
possiamo vedere la cerimonia ?”
Roberta
: “kapan kita bisa melihat seremoni ?”
Guida : “quando
ci una festa di Hinduista, perché è il tempio di Hinduista.”
Guide
: “ketika ada hari raya agama Hindu, karena ini adalah candi Hindu.”
Carlo : “si
puo darmi sapere la storia di questo tempio ?”
Carlo
: “apakah kamu bisa memberitahuku tentang sejarah candi ini ?”
Guida : “si,
come vuoi.”
Guide
: “ya, sebagaimana yang kamu inginkan.”
Carlo : “mi
piace a sentire la storia.”
Carlo
: “aku senang mendengar cerita.”
Guida : “va bene,
questo complesso era costruito nel ottocento cinquantasei dopo cristi (856 DC).
Possiamo trovare sedici (16) templi in cortile centrale. Adesso vediamo tre
templi principali.”
Guide
: “baiklah, kompleks candi ini dibangun pada tahun delapan ratus lima puluh
enam masehi (856 M). Kita bisa menemukan enam belas (16) candi di halaman
tengah. Sekarang kita melihat tiga candi utama.”
Carlo : “cosa
sono i nomi ?”
Carlo
: “apa saja nama mereka ?”
Guida : “di là
il tempio Brahma, è il Dio di creatore. Nel nord il tempio Wisnu, è il Dio di
protettore. Poi avanti di noi c’è il tempio Siwa, il Dio di destruttore.”
Guide
: “di sana candi Brahma, dia Dewa Pencipta. Di sebelah utara ada candi Wisnu,
dia Dewa Pelindung/Pemelihara. Kemudian di depan kita ada candi Siwa, Dewa
Perusak.”
Roberta : “perché
il tempio Siwa è il piu grande ? è il Destrutore, no ?”
Roberta
: “kenapa candi Siwa yang paling besar ? Dia Dewa Perusak kan ?”
Guida : “si,
è vero. Però secondo di Hinduista, è anche il Dio di recostruitore, è il
Supremo.”
Guide
: “ya, benar. Tapi menurut orang Hindu, dia juga adalah Dewa Pembangun, dia
yang paling tinggi.”
Carlo : “c’è
una stanza dentro ?”
Carlo
: “apakah ada ruangannya di dalam ?”
Guida : “si,
si puo trovare quatro stanze nel tempio Siwa, poi c’è una stanza nel tempio
Brahma e Wisnu.”
Guide
: “ya, orang bisa menemukan empat kamar di candi Siwa, kemudian ada satu kamar
di candi Brahma dan Wisnu.”
Roberta : “è
vuoto ?”
Roberta
: “apakah kosong ?”
Guida : “no,
si puo vedere una statua in ogni stanza.”
Guide
: “tidak, kamu bisa melihat sebuah patung di setiap kamar.”
Carlo : “chi
statua questo ?”
Carlo
: “patung siapa ini ?”
Guida : “è la
statua del Dio Siwa, il Supremo. Poi nel’altra stanza si puo vedere Agastya, è
incarnazione del Dio Siwa, si chiama Siwa Mahaguru. Nel’altra stanza si puo
vedere Ganesha, è il figlio del Dio Siwa, è il Dio della scienza. Al fine si
puo vedere la statua della moglie del Dio Siwa, si chiama Durga.”
Guide
: “ini patung Dewa Siwa, yang tertinggi. Kemudian di kamar yang lain orang bisa
melihat Agastya, dia reinkarnasi Siwa, sebutannya Siwa Mahaguru. Di kamar yang
lain orang bisa melihat Ganesha, anak dari Dewa Siwa, dia Dewa Pengetahuan.
Yang terakhir orang bisa melihat patung istri Dewa Siwa, namanya Durga.”
Carlo : “una
bella storia. Mi piace molto.”
Carlo
: “cerita yang bagus. Aku sangat senang.”
Guida : “Va
bene, andiamo al’altro posto, dobbiamo continuare questa vacanza.”
Guide
: “baiklah, ayo kita pergi ke tempat lain, kita harus melanjutkan liburan ini.”
#note
Ceritanya
cukup segini saja yah, mohon maaf, soalnya kalau dituliskan ya lebih banyak
lagi. Lebih baik kita belajar sedikit demi sedikit tapi ilmunya masuk, dari
pada banyak tapi tidak faham. Insya Allah dari percakapan di atas, kosa kata
juga semakin bertambah.